Memasuki era Revolusi Industry 4.0, bidang logistik peternakan pun turut andil mengikuti perkembangan ini. Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) mengadakan Konferensi Nasional “Aplikasi Teknologi Digital pada Industri Logistik Peternakan 4.0” tanggal 18-19 September 2019 pada event ILDEX 2019 di ICE BSD City Tanggerang.
Konferensi Nasional yang diadakan selama 2 hari ini menghadirkan pembicara yang dari berbagai bidang yaitu akademisi, bisnis, komunitas, dan pemerintah. Industri 4.0 saat ini ditandai oleh Cyber Physical System dimana aspek aspek fisik dan maya bersatu, didalamnya terdapat teknologi digital maju seperti AI (Artificial Intelligence). Saat ini terdapat program IPB agromaritim 4.0 yaitu pengembangan sitem registrasi dan pencatatan digital berbasis e-ID untuk manajemen ternak di SPR Bojonegoro. “Apapun yang bisa digitalisasi di industry peternakan harus didigitalisasikan” ungkap Prof Yandra Arkeman.
Adapun mengenai regulasi yang belum dapat menjawab masalah-masalah disektor peternakan, Toni Nainggolan, SE, MSi selaku Plt.Asisten Deputi Perikanan dan Peternakan, Kemenko Perekonomian Indonesia, mengatakan bahwa “Tugas pemerintah mengeluarkan regulasi terkait permasalahan permasalahan yang ada namun, di lapangan taget yang diinginkan bias saja belum tercapai, ataupun masih belum cocok dilakukan dibeberapa tempat, maka dari itu masih harus dievaluasi.
“Revolusi Industri 4.0 dibidang usaha perunggasan sudah terdapat teknologi yang mumpuni untuk bidang produksi, namun untuk di bagian logistik sampai saat ini masih sangat minim”, menurut Audy Joinaldy selaku pengusaha dibidang unggas dari Perkasa Group, sekaligus ketua Himpunan Alumni Peternakan IPB (HUNTER).
Prof Dr Ir Luki Abdullah, MSc Agr selaku Chairman FLPI menyatakan bahwa menghindari teknologi adalah tindakan yang salah, kuncinya adalah memahami teknologi dan mencoba mempelajarinya. Jika segala sesuatu di bidang bisnis dapat terukur, namun masalah sosial ini masih sulit, tingkat kesiapan kita terhadap teknologi masih rendah. Masalah-masalah di logistik peternakan ini tidak bisa dikerjakan sendiri, perlunya kerjasama dari semua bidang dan stakeholder”.
Selanjutnya hari ke-2 dilanjutkan oleh Prof Dr Irma Isnafia Arief, SPt, MSi menyatakan menyampaikan materi tentang revolusi industri 4.0. yang menyangkut food servicing, “Semuanya harus efisien dan langsung sampai ke konsumen, semua pihak harus bisa memainkan big data dengan konsep IoT. Masalahnya adalah bagaimana kita menyajikan produk sampai ke konsumen dengan cepat dan efisien”. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan dan demonstrasi aplikasi teknologi digital untuk logistik peternakan oleh Ir Murman Budijanto, MT dari “PT Smart Pro Global Resources”, Bayu Wedha dari “PT Integrasia Utama”, Andri Yadi dari “DycodeX, SmarTernak”.