Error message

Notice: Undefined offset: 1 in counter_get_browser() (line 70 of /home/flpialin/public_html/sites/all/modules/counter/counter.lib.inc).

WORKSHOP FLPI “CURRENT ISSUE OF DAIRY LOGISTICS”

Workshop FLPI “Current Issue of Dairy Logistics” dilaksanakan pada 29 November 2016 di Bogor Life Science and Technology, Taman Kencana, Bogor. Workshop menghadirkan beberapa pembicara, antara lain Efi Lutfillah (PT. Frisian Flag Indonesia), Eno Suana (PT. Cisarua Mountain Dairy/ Cimory), dan H. Unang Sudarman (Gabungan Koperasi Susu Indonesia).

Dalam rantai pasok susu segar, hal yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan kualitas susu. PT. Frisian Flag Indonesia telah menerapkan Milk Collecting Point (MCP)  di daerah Los Cimaung, Pangalengan, yang bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas susu dari peternak hingga sampai ke industri pengolahan susu. Kualitas susu sangat berpengaruh terhadap harga susu, terutama total solid dan TPC. Permasalahan yang sering dihadapi saat ini adalah tingginya nilai TPC, sehingga harga susu yang diterima peternak rendah. Tingginya nilai TPC pada satu peternak, akan berakibat untuk peternak kelompoknya. Pada MCP di Pangalengan ini, peternak langsung menyetorkan susu dan mendapatkan hasil analisis, sehingga harga susu yang didapat akan sesuai dengan hasil kualitas susu tersebut. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran peternak untuk menjaga kualitas susu yang dihasilkan. Pada tingkat peternak, 4 hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas susu, adalah kebersihan milk can, ambing, cara memerah pertama kali, dan penyaringan susu.  Efi Lutfillah juga menyatakan memandikan sapi juga akan mempengaruhi kualitas susu, karena memandikan sapi sebelum diperah akan membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga dapat mengontaminasi ambing saat peternak memandikan sapi lainnya. Beliau menyarankan agar sebelum dilakukan pemerahan hanya dilakukan pencucian ambing, tanpa memandikan semua sapi terlebih dahulu.

Industri Pengolahan Susu (IPS) di Indonesia mayoritas terdapat di Pulau Jawa, baik Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, namun IPS terlalu banyak terdapat di Jawa Barat. Hal ini menyebabkan perlu mendistribusikan kelebihan susu segar dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Jawa Barat, sehingga mempengaruhi kualitas susu selama transportasi. Eno Suana menyatakan bahwa perbaikan logistik susu yang dapat dilakukan, antara lain membangun pabrik pengolahan susu yang dekat dengan daerah penghasil susu dan membangun peternakan susu kapasitas besar yang dekat dengan industri pengolahan susu. Selain itu, permasalahan lain yang sering terjadi adalah penurunan berat badan sapi selama transportasi juga perlu diperhatikan. Hal yang perlu dilakukan dengan membangun sentra pembibitan sapi perah pada setiap provinsi di pulau Jawa, sehingga dapat mengurangi penurunan kondisi tubuh.

Peternakan sapi perah memiliki kelembagaan yang sudah cukup baik, dengan adanya Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). GKSI merupakan gabungan dari koperasi susu yang terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah. Dan Jawa Timur, yang masing-masing terdiri dari 22, 24, dan 52 koperasi susu. Kontribusi susu lokal dari GKSI secara nasional sekitar 1.300 ton/hari atau 475.000/tahun. Menurut data GKSI, konsumsi nasional 2.8 juta ton/tahun hanya menyumbangkan 20% dari kebutuhan susu segar. Koperasi susu berpengaruh pada produktivitas peternak sapi perah. Melalui koperasi, peternak mendapatkan suplai pakan, sarana kesehatan hewan, dan dapat menyetorkan susu. Peternak akan mendapatkan harga susu berdasarkan TPC dan total solid yang dihasilkan. Selain itu, koperasi juga melakukan pelatihan dan penyuluhan terkait peternakan sapi perah, agar meningkatkan produkstivitas sapi perah di kawasan tersebut.

Pada workshop ini, terdapat 3 grup diskusi, antara lain mengenai logistik susu, transportasi sapi, dan logistik pakan. Grup diskusi membahas project yang dapat dilakukan untuk mengatasi pemasalahan logistik peternakan sapi perah. Grup logistik susu akan menghasilkan project untuk perbaikan logistik susu dari peternak ke industri pengolahan susu, untuk meningkatkan kualitas dan harga susu di tingkat peternak dan mempertahankan kualitas susu selama transportasi. Grup transportasi sapi menghasilkan project mengenai regulasi transportasi sapi perah, sehingga dapat memperbaiki sistem transportasi sapi perah di Indonesia. Sedangkan, grup logistik pakan menghasilkan project untuk perbaikan kualitas pakan sapi perah yang tersedia dan berkelanjutan dengan sistem logistik pakan. Hasil grup diskusi ini akan dapat membantu dalam perbaikan sistem logistik peternakan sapi perah (RZ).

Kategori: 

Partner