
Bertepatan pada 30 April 2019, FLPI yang diwakili oleh tim Pasca-Sarjana Logistik Peternakan IPB memenuhi undangan kegiatan Dialog Nasional bertema “Cold Chain Infrastructure and Strategy”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) di Hotel Grand Mercure Jakarta. Dialog Nasional ini bertujuan untuk mendukung rantai pasok, khususnya rantai pendingin pada suatu produk dengan bekerja sama dengan badan resmi dari pihak pemerintah (KEMENHUB, BEA CUKAI, PELNI) dan beberapa dari pihak perusahaan (TELKOMSEL , HoneyWell, dan Bitzer), serta presentasi dari ARFI dan ALFI untuk menunjang proses logistik agar semakin lebih baik.
Dialog Nasional diselenggarakan untuk mengenalkan beberapa inovasi terbaru dari masing-masing pihak dan diskusi bersama. Tiap pihak baik itu dari pemerintah maupun perusahaan menunjukkan kemajuan yang cukup pesat baik dari secara teknologi maupun komunikasi. Sesi pertama dialog bertema Roadmap Strategy for Cold Chain Distribution at Port yang disajikan oleh pihak KEMENHUB dengan judul dialog “Roadmap Strategy fo Efficient Strategy”, pihak BEA CUKAI dengan judul dialog “Prosedur dan sosialisasi ASEAN Hamonized Tarif Nomenclature (AHTN) dan Buku Tarif Kepabean Indonesia (BKTI)”, pihak PELNI dengan judul dialog “Ro-Ro Vessel and Sea Toll”, pihak BULOG dengan judul “Implementation of Warehouse Reciept”, dan pihak ARPI dengan judul dialog “Solar Panel as an Alternative Energy”. Menurut Hassanudin Hasni selaku Ketua ARPI, ekspektasi tumbuhnya cold chain market yaitu 8-12% setiap tahunnya, maka dari itu kita harus memanfaatkan peluang ini. Namun, tingginya biaya logistik khususnya logistik melalui perjalanan laut dapat menghambat ketertarikan pengusaha untuk melakukan bisnis dibidang ini. Sebenarnya, logistik menggunakan kapal melalui laut hanya memakan biaya sekitar 19%, tingginya biaya transportasi dapat disebabkan oleh biaya jasa bongkar muat dipelabuhan menurut Harry Boediarto Direktur Usaha Angkutan Barang dan Tol Laut PELNI.
Sesi kedua dialog bertema How to Secure Your Loss on Cold Chain Business yang disajikan oleh pihak ALFI dengan judul dialog “Logistic and Freigh Forwarding for ASEAN Connectivity”, pihak Telkomsel dengan judul dialog “Save Your Database with Internet of Things (IoT) and Fleet Management”. Telkomsel memperkenalkan alat untuk memudahkan proses pelacakan, pengecekan, dan pemantauan transportasi dengan berbasis real time, sehingga kita mengetahui posisi dan keadaan moda trasportasi tersebut. Selain itu telkomsel pula sudah menerapkan system treacibility pada beberapa nelayan di Indonesia, sehingga pihak keluarga nelayan tersebut dapat mengetahui posisi terbaru mereka, dan kita dapat melihat rekam jejak lokasi penangkapan ikan.
Selanjutnya seminar dibawakan oleh pihak perusahaan HoneyWell dengan judul dialog “Lower Global Warming Potential Refrigerator”, dan pihak Bitzer dengan judul dialog “Increase The Reability of Refrigerator System with Energy Efficient”. Mereka memaparkan bahwa sekarang ini pentingnya penggunaan alat-alat dan mesin yang ramah lingkungan, dengan mengurangi emissi gas yang dihasilkan tetapi tetap memperhatikan efisiensi alat yang dioprasikan. Acara ditutup dengan kesimpulan dan Business Matching antar berbagai pihak pemangku kepentingan.