Error message

Notice: Undefined offset: 1 in counter_get_browser() (line 70 of /home/flpialin/public_html/sites/all/modules/counter/counter.lib.inc).

Pelatihan FLPI “Manajemen dan Sistem Penjaminan Mutu RPH Ruminansia dan Kunjungan RPH Pramana Pangan Utama” Gelombang ke-2 di Tahun 2019.

Forum Logistik dan Peternakan Indonesia (FLPI), didukung RPH Pramana Pangan Utama, Kementerian Pertanian dan Halal Science Center Institut Pertanian Bogor menyelenggarakan pelatihan dengan tema "Manajemen dan Sistem Penjaminan Mutu di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Ruminansia". Kegiatan ini diikuti oleh peserta dari berbagai instansi, baik dari akademisi, pengusaha sapi potong, petugas RPH dan dari Badan Standarisasi Nasional.

Pelatihan hari pertaman diselenggarakan di Ruang Kerjasama Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga Bogor, Senin 15 Juli 2019 untuk penyampaian materi pelatihan, dan pada tanggal 16 Juli 2019, peserta pelatihan diajak mengunjungi RPH Pramana Pangan Utama yang berlokasi di dalam kampus IPB Dramaga.

Kegiatan ini dihadiri oleh pelaksana harian Dekan Fakultas Peternakan IPB yang membuka secara langsung kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, pelaksana harian Dekan Fakultas Peternakan IPB, Prof Dr Ir Sumiati MSc menyebut bahwa FLPI dapat dikatakan organisasi aktif yang dipunyai oleh Fakultas Peternakan IPB. Disebut organisasi aktif karena frekuensi pelaksanaan pelatihan dan kegiatan seminar terkait dengan bidang yang dibawahinya intens dilaksanakan, sehingga banyak sedikitnya dapat mengedukasi insan peternakan Indonesia. “Kegiatan pelatihan dan seminar seharusnya dilakukan secara berkelanjutan, agar ilmu terkait dengan bidang peternakan dari hulu ke hilir itu dapat diperbaharui, atau setidaknya saling mengingatkan,” kata Prof Sumiati.

Pelatihan pada hari pertama menghadirkan 3 narasumber, yakni Dr Ir Henny Nuraini MS, Dosen Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan IPB. Sebagai pembicara pertama, Dr Henny memaparkan materi tentang Good Slaughtering Practices di RPH. Dalam uraian singkatnya, Dr Henny menyebut, penerapan Good Slaughtering Practices di RPH secara totalitas diperlukan, mengingat upaya konsumen untuk mendapatkan pangan ASUH menjadi faktor utama yang harus diperhatikan. “Saat ini, sulit ya mendapatkan pangan yang benar-benar ASUH, solusinya adalah mengedukasi secara berkelanjutan individu-individu yang terlibat secara kangsung dengan RPH, mulai dari saat ternak datang, diinapkan, sampai pada output akhir dari RPH, yakni daging hasil sembelihan yang benar-benar sesuai dengan kriteria ASUH,” kata Dr Henny.

Pembicara kedua, drh Syamsul Ma'arif MSi Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kemenerian Pertanian. Syamsul Ma'arif memaparkan hal terkait dengan Sanitasi Higienis dan Sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV). Kebutuhan produk akhir RPH yang higienis sangat diperlukan. Hal ini mengingat dampaknya pada konsumen yang mengonsumsi daging yang dihasilkan oleh RPH. “Daging itu adalah bahan pangan yang rentan rusak dan disukai oleh mikroba untuk tumbuh dan berkembang, terutama mikroba yang dikategorikan dalam foodborne diseases,” kata drh Syamsul. Untuk mengatasi kondisi ini maka diperlukan sanitasi higienis di RPH (Good Hygiene Practices). Di samping itu, perlu juga penerapan sistem rantai dingin dan Penerapan jaminan keamanan pangan: NKV, sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), ISO 22000:2018.

Sementara itu, terkait dengan Penerapan Teknik Pemotongan Halal dan Sertifikasi Halal, FLPI menghadirkan drh Supratikno MSi PAVet dari Halal Science Center IPB. Dalam pemaparannya, drh Supratikno menyebutkan bahwa konsep penyembelihan ternak harus diikuti sesuai dengan anjuran agar produk ternak (daging) yang akan dijual ke konsumen benar-benar thayyib (baik) dan tatmim (sempurna). “Pemotongan yang baik itu sesuai dengan anjuran sunnah, yang telah diatur sedemikian rupa, misalnya pada sebagian besar negara muslim di dunia, seperti Indonesia, yang dipotong adalah pada bagian dzabh (ujung leher) dan nahr (pangkal leher, biasanya pada unta).

Pada hari kedua, kegiatan dilaksanakan di RPH Pramana Pangan Utama. Sebelum melaksanakan site visit, Zaenal Arifin selaku manajer operasional RPH beserta tim nya menyampaikan arahan terkait RPH. Kegiatan site visit ke RPH dilaksanakan hingga siang hari dan dilanjutkan dengan sesi diskusi. Para peserta mengikuti kegiatan dua hari pelatihan dengan penuh semangat dan antusias.

Kategori: 

Partner